Bungadi tepi jalan Em Am Alangkah indahnya G C Bm C Ho,., kasihan kan ku petik G A G Sebelum layu,., G D Em C D Disekitar belukar dan rumput gersang G D Em C D Seorangpun takkan mau memperhatikan Em Biarlah kan ku ambil Em A Menghias rumahku G C Bm C Ho,., kasihan kan ku petik G A C G Sebelum layu huu.,.uuu,., Interlude : G C G C F G C G D (2x
Ditengah padatnya jalan raya,sekitar ratusan orang tampak berkerumun,mereka sedang menyaksikan seorang gila terbaring djalan bsimbah darah,mungkin tabrak lari,bibirnya bergetar,matanya tertu2p,mgkn menahan perih,bahkan bs dkatakan orang gila tanpa identitas tengah sakaratul maut.,aneh tdk seorangpun mau menolongnya,mereka lbh asyik menonton pemandangan aneh dgn komentar aneh pula,entah apa
BungaDi Tepi Jalan Lyrics - Koes Plus. Singer: Koes Plus Title: Bunga Di Tepi Jalan. Suatu kali ku temukan Bunga ditepi jalan Siapa yang menanamnya Tak seorangpun mengira. Bunga ditepi jalan Alangkah indahnya Oh..kasihan Kan kupetik. S'belum layu * Disekitar belukar Dan rumput gersang. Seorangpun tak kan mau Memperhatikan Biarlah kan kuambil Penghias rumahku. Oh..kasihan Kan kupetik S
Intro: E A E A E F# E Suatu B kali k C#m u temukan B A unga di tepi ja B lan E Siapa y B ang m C#m enanamnya A Tak seorangpun meng B ira C#m Bunga di tepi jalan C#m Alangkah indah F#m nya Ho,., E kasi A han ka G#m n ku pet A ik Sebe E lum l F# ayu, E.,. E Dise B kitar C#m belukar d A an rumput gersa B ng E Seorang B pun t C#m akan mau A memperhati B kan C#m Biarlah kan ku ambil Me C#m nghias
Tentusaja memiliki pasokan lagu yang lengkap dari berbagai kalangan. Nah, ini dia informasi menarik dari lagu Cindai - Siti Nurhaliza. Simak di bawah ini. Lirik lagu Cindai. Cindailah mana tidak berkias Jalinnya lalu rentah beribu Bagailah mana hendak berhias Cerminku retak seribu Mendendam unggas liar di hutan Jalan yang tinggal jangan berliku
Berikutini Lirik Lagu Tepi Sikit - Sleeq ft Joe Flizzow. Semoga lirik Lagu Tepi Sikit yang dibawakan oleh Sleeq ft Joe Flizzow ini bisa menghibur anda. "Tepi Sikit" Apa yang kau mahu Semua ku beri Apa yang kau mahu Mahu apa lagi Bagaimana aku pula Aku serik Jadi ku ingin jalan sana Tolong tepi sikit Tolong tepi sikit Verse 1 [Joe Flizzow]
. Puisi merupakan karya sastra berupa seni tertulis yang merupakan bentuk ungkapan perasaan penulisnya melalui bahasa yang terikat dengan irama, mantra, rima dan penyusunan lirik serta bait. Puisi adalah karya sastra yang mementingkan bunyi, struktur dan makna yang ingin disampaikan. Dengan dengan demikian dapat kita katakan bahwa puisi mewujudkan penggunaan bahasa sebagai sebuah seni yang memiliki kualitas estetika keindahan. Karya puisi mengalami perkembangan sesuai dengan pengaruh yang datang dari Barat. Karya puisi yang saat ini berkembang tidak terikat oleh aturan-aturan penulisan seperti halnya pada penulisan puisi lama. Puncak perubahan secara mendasar dalam puisi terjadi pada Angkatan '45, terutama dipelopori oleh Chairil Anwar. Ikatan puisi lama sudah ditinggalkan. Kalau puisi lama masih mementingkan bentuk fisik puisi, puisi modern lebih mementingkan makna atau bentuk batin puisi. Berikut contoh puisi karya Chairil Anwar. Derai-Derai Cemara cemara menderai sampai jauh terasa hari akan jadi malam ada beberapa dahan di tingkap merapuh dipukul angin yang terpendam aku sekarang orangnya bisa tahan sudah berapa waktu bukan kanak lagi tapi dulu memang ada suatu bahan yang bukan dasar perhitungan kini hidup hanya menunda kekalahan tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah 1949 Macam-Macam Struktur Puisi Puisi terdiri atas dua macam struktur, yaitu Struktur fisik, meliputi diksi diction, pencitraan, kata konkret the concentrate word, majas figurative language, dan bunyi yang menghasilkan rima dan ritma. Struktur batin, meliputi perasaan feeling, tema sense, nada tone, dan amanat atention. Diksi pemilihan kata Diksi adalah pilihan kata yang digunakan oleh penyair untuk mewakili apa yang dipikirkannya sebagai media ekspresi dalam puisi. Pengarang menggunakan citraan, majas, kata asing, atau kata lain untuk mewakilinya. Diksi sangat berpengaruh terhadap keindahan puisi. Pemilihan kata yang tepat akan memberikan daya magis yang sangat kuat pada puisi yang penyair ciptakan. Namun, hendaknya disadari bahwa kata-kata dalam puisi bersifat konotatif, artinya memiliki kemungkinan makna yang lebih dari satu. Kata-katanya juga dipilih yang puitis artinya mempunyai efek keindahan dan berbeda dari kata-kata yang Anda pakai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pemilihan kata yang cermat ini, orang akan langsung tahu bahwa yang dihadapi itu puisi. Pencitraan Pengimajian Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Diksi dan pengimajian memiliki hubungan yang sangat erat. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian. Baris atau bait puisi itu seolah mengandung gema suara imaji auditif, benda yang nampak imaji visual, atau sesuatu yang dapat Anda rasakan, raba atau sentuh imaji taktil. Ketiganya digambarkan oleh bayangan konkret yang dapat Anda hayati secara nyata. Kata Konkret Kata konkret adalah kata yang memungkinkan memunculkan imajinasi karena dapat ditangkap indera yang mana kata ini berhubungan kiasan atau lambang. Seperti kata konkret "salju" di mana melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dan sebagainya. Sedangkan kata kongkret "rawa-rawa" melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan dan sebagainya. Gaya Bahasa Gaya bahasa atau majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis pemakai bahasa. Jenis gaya bahasa atau majas yang sering digunakan dalam puisi adalah metafora, anafora, personifikasi, hiperbola, ironi dan sebagainya. Rima Keindahan sebuah puisi terdapat pada rima/sajak bunyi di akhir baris sesuai pilihan kata yang digunakan. Contoh Hati yang masygul menjadi senang Sukma riang terbang melayang Karna lahir kerinduan semalam Ribaan Hua yang ku kenang Kudapat terang kasih dan sayang Serta damai hati di dalam Dalam sajak di atas yang dominan adalah bunyi sengau/ng, m, n/. Bunyi sengau dalam sajak ini mendukung suasana bunyi yang khusuk dan rasa senang si aku karena ia mendapat kasih sayang, serta kedamaian hati sebab kerinduannya pada Hua Tuhan hadir pada dirinya dan hatinya. Perhatikan pula sajak akhir baris, kekonsistenan pada keindahan rima/sajak ditonjolkan pada kata /senang, melayang, semalam, ku kenang, sayang, dan dalam/. Tema Puisi Tema merupakan gagasan pokok penyair yang dituangkan dalam bait-bait puisinya. Tema berasal dari berbagai masalah/peristiwa di sekitar kehidupan penyair. Tema adalah langkah dasar penyair dalam menyusun puisinya. Pesan Amanat Puisi Pesan disebut juga amanat puisi. Pesan adalah sesuatu yang ingin disampaikan penyair kepada pembacanya/pendengarnya. Pesan merupakan nilai yang didapat dan dilihat dari sudut pandang penyair, sedangkan kesan adalah nilai dari segi pembaca atau pendengar. Rasa Feeling Yaitu sikap penyair mengenai pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya akan latar belakang sosial dan psikologi penyair, seperti latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketetapan dalam menyikapi suatu masalah tidak tergantung dari kemampuan penyair memili kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, namun juga dari wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan keperibadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya. Nada Tone Adalah sikap penyair terdapat pembacanya. Nada berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema baik dengan nada yang menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca dalam pemecahan masalah, menyerahkan masalah kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca dan sebagainya. Pemahaman terhadap unsur-unsur tersebut bukan saja akan bermanfaat untuk mengapresiasi sebuah puisi, melainkan juga ketika kamu akan menulis puisi. Kesatuan dan kepaduan struktur tersebut dapat melahirkan karya puisi yang memiliki nilai seni dan nilai makna yang tinggi. Macam-Macam Pencitraan Puisi Citraan atau pengimajian adalah gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya. Setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji image. Adapun gambaran pikiran adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai, yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata indra penglihatan. Jika dilihat dari fungsinya, citraan atau pengimajian lebih cenderung berfungsi untuk mengingatkan kembali apa yang telah dirasakan. Dengan demikian, citraan tidak membuat kesan baru dalam pikiran. Kita akan kesulitan menggambarkan objek atau sesuatu yang disampaikan dalam puisi jika kita belum pernah sama sekali mengalami atau mengetahuinya. Oleh karena itu, kita akan mudah memahami puisi jika memiliki simpanan imaji-imaji yang diperoleh dari pengalamannya. Ada beberapa jenis citraan yang dapat ditimbulkan puisi, yakni sebagai berikut. 1. Citraan Penglihatan Citraan penglihatan ditimbulkan oleh indra penglihatan mata. Citraan ini merupakan jenis yang paling sering digunakan penyair. Citraan penglihatan mampu memberi rangsangan kepada indra penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat menjadi seolah-olah terlihat. Contoh citraan penglihatan dapat dilihat dari kutipan puisi berikut. Perahu Kertas Waktu masih kanak-kanak Kau membuat perahu kertas dan kau layarkan di tepi kali; alirnya sangat tenang, dan perahumu bergoyang menuju lautan. ... Karya Sapardi Djoko Damono Sumber Perahu Kertas, 1991 2. Citraan Pendengaran Citraan pendengaran berhubungan dengan kesan dan gambaran yang diperoleh melalui indra pendengaran telinga. Citraan ini dapat dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara, misalnya dengan munculnya diksi sunyi, tembang, dendang, suara mengiang, berdentum-dentum, dan sayup-sayup. Contoh citraan pendengaran dapat dilihat dari kutipan puisi berikut. Penerbangan Terakhir Maka menangislah ruh bayi itu keras-keras Kedua tangan yang alit itu seperti kejang-kejang Kakinya pun menerjang-nerjang Suaranya melengking lalu menghiba-hiba … Karya Taufiq Ismail Sumber Horison Sastra Indonesia 1 Kitab Puisi 2002 3. Citraan Perabaan Citraan perabaan atau citraan tactual adalah citraan yang dapat dirasakan oleh indra peraba kulit. Pada saat membacakan atau mendengarkan larik-larik puisi, kita dapat menemukan diksi yang menyebabkan kita merasakan rasa nyeri, dingin, atau panas karena perubahan suhu udara. Berikut contoh citraan perabaan dalam puisi. Blues untuk Bonie … sembari jari-jari galak di gitarnya mencakar dan mencakar menggaruki rasa gatal di sukmanya Karya Rendra Sumber Horison Sastra Indonesia 1 Kitab Puisi 2002 4. Citraan Penciuman Citraan penciuman atau pembauan disebut juga citraan olfactory. Dengan membaca atau mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium bau sesuatu. Citraan atau pengimajian melalui indra penciuman ini akan memperkuat kesan dan makna sebuah puisi. Perhatikan kutipan puisi berikut yang menggunakan citraan penciuman. Pemandangan Senjakala Senja yang basah meredakan hutan terbakar Kelelawar-kelelawar raksasa datang dari langit kelabu tua Bau mesiu di udara, Bau mayat. Bau kotoran kuda. … Karya Rendra Sumber Horison Sastra Indonesia 1 Kitab Puisi 2002 5. Citraan Pencicipan atau Pencecapan Citraan pencicipan disebut juga citraan gustatory, yakni citraan yang muncul dari puisi sehingga kita seakan-akan mencicipi suatu benda yang menimbulkan rasa asin, pahit, asam, manis, atau pedas. Berikut contoh larik-larik puisi yang menimbulkan citraan pencicipan atau pencecapan. Pembicaraan Hari mekar dan bercahaya yang ada hanya sorga. Neraka adalah rasa pahit di mulut waktu bangun pagi Karya Subagio Sastrowardojo 6. Citraan Gerak Dalam larik-larik puisi, kamu pun dapat menemukan citraan gerak atau kinestetik. Yang dimaksud citraan gerak adalah gerak tubuh atau otot yang menyebabkan kita merasakan atau melihat gerakan tersebut. Munculnya citraan gerak membuat gambaran puisi menjadi lebih dinamis. Berikut contoh citraan gerak dalam puisi. Mimpi Pulang … Di sini aku berdiri, berteman angin Daun-daun cokelat berguguran Meninggalkan ranting pohon oak yang meranggas Dingin mulai mengigit telingaku Kuperpanjang langkah kakiku Menyusuri trotoar yang seperti tak berujung Di antara beton-beton tua yang tidak ramah mengawasiku Gelap mulai merayap menyusul langkah kakiku Ah, Gott sei dank! di sana masih ada burung-burung putih itu Aku bagaikan pohon oak Ditemani angin musim gugur yang masih tersisa … Karya Nuning Damayanti Sumber Bunga yang Terserak, 2003 Unsur Perasaan dalam Puisi Puisi menggungkapkan perasaan penyair. Nada dan perasaan penyair akan dapat kita tangkap kalau puisi itu dibaca keras dalam pembacaan puisi atau deklamasi. Membaca puisi atau mendengarkan pembacaan puisi dengan suara keras akan lebih membantu kita menemukan perasaan penyair yang melatarbelakangi terciptanya puisi tersebut. Perasaan yang menjiwai puisi bisa perasaan gembira, sedih, terharu, terasing, tersinggung, patah hati, sombong, tercekam, cemburu, kesepian, takut, dan menyesal. Perasaan sedih yang mendalam diungkapkan oleh Chairil Anwar dalam "Senja di Pelabuhan Kecil", Tatengkeng dalam "Anakku ", Agnes Sri Hartini dalam "Selamat Jalan Anakku", dan Rendra dalam Orang-Orang Rangkas Bitung".
lirik lagu di tepi jalan si miskin menjerit