ASKEPKELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA MENGALAMI HIPERTENSI / CVA BAB I PENDAHULUAN Askep Hipertensi dan CVA, 2009. Susilawati. Kumpulan Askep. 29 Februari 2008. Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi. Jakarta : EGC. Askep Asma Bronkhiale (1) Askep Bedah (5) Askep BPH (1) Askep COPD (1) Askep Dalam (14) ASKEPIGD ASMA BRONCHI LAPORAN KASUS RESUME KEPERAWATAN PADA An.T DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN. PADA KASUS ASMA BRONCHIALE DI IGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANJARBARU PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) CAHAYA BANGSA BANJARMASIN 2012 I.PENGKAJIAN a.Identitas Klien Nama : Tn. memberikanasuhan keperawatan keluarga dengan asma. 2. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Tujuan umum penulisan ini adalah penulis dapat memberikan asuhan keperawatan keluarga pada pasien asma dengan gangguan pernafasan. 2. Tujuan khusus a. Melakukan pengkajian keluarga pada anggota keluarga yang menderita hipertensi. b. Akibatdari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Pengkajianpengetahuan klien dan keluarga 1)Pemahaman tentang penyebab/perjalanan penyakit 2)Pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan terapi medis Diagnosa Keperawatan a.Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih. b.Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia) yang berhubungan dengan TujuanKhusus. Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan wargadapat : a. Memahami pengertian, tanda dan gejala dan penyebab penyakit asma. b. Memahami pertolongan pertama bagi penderita asma. c. Memahami cara pencegahan kekambuhan penyakit asma. METODE. Ceramah dan Tanya jawab. . You're Reading a Free Preview Pages 8 to 21 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 26 to 31 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 36 to 51 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 57 to 58 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 65 to 70 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 74 to 77 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 84 to 91 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 95 to 98 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 105 to 112 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 116 to 123 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 131 to 135 are not shown in this preview. PAPER ASKEP KELUARGA DENGAN ASMA S-1 KEPERAWATAN TINGKAT III STIKES AL-IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP 2013/2014 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. O DENGAN MASALAHPAPER ASKEP KELUARGA DENGAN ASMA S-1 KEPERAWATAN TINGKAT III STIKES AL-IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP 2013/2014 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. O DENGAN MASALAH 0% found this document useful 0 votes48 views13 pagesDescriptionAskep Keluarga dengan AsmaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes48 views13 pagesAskep Keluarga AsmaJump to Page You are on page 1of 13 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. P DENGAN MASALAH UTAMA ASMA A. Pengkajian Data Umum 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama KK Tn. P Umur 51 tahun Alamat Kabupaten Semarang Pekerjaan Swasta Pendidikan SD Komposisi Keluarga No Nama Jenis Hubungan Umur Pekerjaan Ket. 1. Tn. P kelamin L keluarga KK 51 tahun Swasta Asma 2. Ny. M P Istri 56 tahun Swasta Sehat 3. Ny. R P Ibu 70 tahun Tidak bekerja Sehat 4. An. R P Anak 21 tahun Buruh Pabrik Sehat Genogram. 1 Laki-laki Tinggal serumah Perempuan Garis keluarga Penderita Asma Laki-laki meninggal Perempuan meninggal 5. Tipe Keluarga 6. Suku Bangsa 7. Agama 8. Status Sosial ekonomi keluarga 9. Aktivitas rekrereasi keluarga keluarga Inti. Jawa – Indonesia Islam Suami – Isteri bekerja Mendengar radio B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga . 1. Tahap perkembangan saat ini Tahap perkembangan keluarga Tn. P saat ini adalah tahap keluarga melepas anak 2. dewasa muda karena anak pertamanya sudah berkeluarga sendiri. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menurut keluarga selama ini tugas perkembangan dapat terpenuhi dengan baik karena yang mencari nafkah adalah Tn. P dan istrinya. Tetapi ada tugas-tugas 3. perkembangan yang belum terpenuhi yaitu anak keduanya yang belum menikah. Riwayat kesehatan keluarga Dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga, keluarga Tn. P mengatasinya dengan bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga dan yang mengambil keputusan adalah Tn. P sendiri. Keluarga Tn. P mengatakan mampu menyelesaikan masalah keluarganya sendiri tanpa bantuan orang lain. C. Fungsi Keluarga. 1. Fungsi afektif Hubungan dengan keluarga harmonis, keluarga merasa nyaman dengan keadaan saat ini, antara keluarga saling menghargai, menghormati, dan tidak saling memaksakan 2. kehendak. Fungsi sosialisasi Hubungan keluarga Tn. P dengan tetangga sekitar bejalan dengan baik tidak pernah ada pertengkaran dengan tetangga sekitar, kegiatan kemasyarakatan yang diikuti oleh anggota keluarga Tn. P adalah yasinan setiap Senin malam. Dan kerja bakti 3. seminggu sekali pada hari minggu. Fungsi ekonomi Tidak semua anggota keluarga mempunyai penghasilan. Walaupun Tn. P asmanya sering kambuh akan tetapi keluarga tetap memperbolehkannya bekerja, asal tidak terlalu lelah. Ny. M mengatakan jika penghasilan dalam keluarganya tidak menentu. Namun dengan uang dari pemberian Istrinya yang berdagang tersebut, Tn. P 4. mengatakan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Fungsi reproduksi Keluarga Tn. P tidak memiliki rencana untuk menambah keluarga baru karena Ny. M yang sudah memasuki masa menopouse. Pandangan keluarga terhadap pendidikan seks yaitu keluarga menganggap pendidikan seks pada anak-anak harus 5. 6. disesuaikan pada usia anak. Fungsi sosialisasi. Tn. P dan keluarga sudah terbiasa untuk bersosialisasi dan mengikuti perkumpulan yang ada di Desa Keseneng. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan keluarga dalam bidang kesehatan a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan Ny. M mengatakan Tn. P terdiagnosa Asma sejak kecil. Ny. M mengatakan bahwa penyakit asma merupakan suatu masalah dan penyakit keturunan yang bisa kapan saja kambuh. Ny. M mengatakan bila Tn. P kelelahan asmanya langsung kambuh. Ny. M mengatakan belum tahu tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk penderita asma. b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan Ny. M mengatakan jika dulu Tn. P pernah berobat ke dokter spesialis namun karena menurut keluarga terlalu mahal, jadi keluarga memutuskan untuk membeli obat saja ke apotek. c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Tn. P dan keluarga kurang mengetahui bagaimana cara mencegah kekambuhan penyakit asma, Tn. P hanya mengetahui nama penyakit yang dideritanya adalah sakit sesak napas. Tn. P mengatakan jika penyakitnya kambuh maka di beri obat Salbutamol 1 mg, dexametasone 0,5 mg, dan Ambroxol 30 mg. Tn. P jarang bahkan sudah tidak pernah control ke dokter atau pelayanan kesehatan lainnya karena keterbatasan biaya. Keluarga Tn. P tidak mengetahui bagaimana perjalanan penyakit, faktor penyebab dan cara merawat anggota keluarga yang menderita penyakit asma. Tn. P hanya tahu cara di beri obat dan dengan posisi menungging. d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan Keluarga kurang mengerti tentang manfaat dan pemeliharaan kebersihan lingkungan bagi kesehatan lingkungan luar rumah yang kurang terawat banyak debu dan kotoran yang terdapat dalam rumah Tn. P, hal tersebut dapat memicu kekambuhan penyakit Tn. P. e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan Keluarga mengetahui keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dan juga mengetahui manfaat yang diperoleh dari fasilitas kesehatan yaitu tempat mendapatkan pelayanan kesehatan yaitu di puskesmas atau rumah sakit terdekat. Keluarga percaya terhadap petugas kesehatan sebagai pemberi pelayanan dengan sarana fasilitas yang ada keluarga belum pernah mengalami pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga. f. Stress dan koping keluarga 1 Stress Keluarga sedikit pusing memikirkan kepala keluarganya, karena penyakit asma Tn. P yang masih sering kambuh. 2 Kemampuan keluarga merespon terhadap stressor Keluarga hanya bisa membeli obat di apotek sesuai dengan resep dokter yang pernah di resepkan dulu. 3 Strategi koping yang digunakan Dalam keluarga Tn. P apabila ada permasalahan diselesaikan secara bersamasama seperti yang sedang dialami saat ini. D. Lingkungan 1. Karakteristik rumah. B E F C I A G G D A Teras rumah B Warung C Ruang keluarga D Ruang tamu H E Dapur F Kamar G mandi G Kamar tidur H Bengkel I Gudang Rumah yang dihuni Tn. P merupakan rumah milik pribadi, berukuran 1585 m2 dengan bangunan permanen yang terdiri dari ruang tamu, 3 tempat tidur, ruang keluarga bila ada saudara yang datang dan menjadi tempat berkumpul setiap harinya, warung, dapur, kamar mandi dan WC. Jarak septic tank ke sumber air kurang dari 10 meter, kondisi WC bersih dengan model WC duduk, lantai terbuat dari keramik namun ada sebagian yang diplester, bangunan rumah permanen, sirkulasi udara didapatkan dari pintu dan jendela namun jarang di buka. Keluarga memiliki halaman yang tidak cukup luas, sampah rumah tangga dan sampah daun biasanya dikumpulkan dibelakang rumah dan dibakar namun tidak jarang di buang ke sungai, kebersihan rumah kurang karena masih terlihat berdebu dan kotor, sumber air diperoleh dari sungai, airnya bersih bening dan 2. tidak berbau. Kondisi selokan bersih, tidak ada genangan dan tidak berbau. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal Keluarga Tn. P tinggal di daerah pedesaan yang mayoritas bersuku jawa. Lingkungan tetangga cukup akrab dan saling tolong menolong bila ada 3. 4. kesusahan. Mobilitas geografis keluarga Keluarga Tn. P mengatakan tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga Tn. P cukup aktif dalam mengikuti perkumpulan, seminggu sekali Tn. P mengikuti pengajian dirumah-rumah warga sekitar. 5. Sistem pendukung keluarga. Keluarga Tn. P bila ada masalah biasanya diselesaikan oleh keluarganya dengan caranya musyawarah. E. Pemeriksaan Fisik. TensimmHg TB/BB Suhu oC Nadi x/menit Rambut / Kepala Mata, hidung, mulut, 120/80 155cm / 58 kg 88 Normal, bersih, rambut ikal beruban Membaca dengan alat bantu kacamata, mata tenggorokan, telinga simetris, tidak ditemui gangguan pada telinga, mulut, dan gigi tidak ada yang berlubang, tenggorokan normal, terdapat Leher pernapasan cuping hidung. Terdapat otot bantu pernapasan berupa otot sternokledomastoidius tidak ada pembesaran Dada kelenjar tiroid. 1. Jantung Inspeksi Ictus Cordis tidak tampak Perkusi Tidak ada pelebaran batas jantung Palpasi Ictus Cordis teraba pada intercosta ke 4 Auskultasi Bunyi jantung I, II tidak ada bunyi tambahan 2. Paru Inspeksi Ada retraksi tulang iga, Ekstermitas pengembangan dada simetris Perkusi sonor dilapang paru Palpasi Fremitus raba normal Auskultasi Suara nafas wheezing Pada ekstremitas atas tidak ada gangguan pergerakan, kekuatan otot 5 dan bias digunakan untuk beraktivitas Pada ekstremitas bawah tidak ada gangguan pergerakan, kekuatan otot 5 dan bias digunakan untuk beraktivitas. Genetalia 5 5 5 5 Tidak ada gangguan pada genetalia F. Analisa Data Data Masalah DS Ketidakmampuan - Ny. M mengatakan bila Tn. P keluarga merawat kelelahan asmanya langsung anggota kelurga yang kambuh. sakit . - Ny. M mengatakan belum tahu tentang pengertian, tanda dan gejala, pencegahan penyebab untuk Penyebab Ketidakmampuan keluarga menenai pencegahan dan perawatanya karena kelurga tidak tahu tentang penyakit dan pencegahannya. serta penderita asma. - DO Keluarga Tn. P tampak bingung saat ditanya tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma. G. Diagnosa Keperawatan. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota kelurga yang sakit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menenai pencegahan dan perawatanya karena kelurga tidak tahu tentang penyakit dan pencegahannya. H. Rencana Keperawatan Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi Standar Intervensi Keperawatan Ketidakmampuan Setelah Setelah keluarga merawat dilakukan dilakukan salam dan anggota kelurga selama 3x kunjungan menjelaskan yang sakit. kunjungan rumah selama kegiatan hari ini rumah 1x60menit akan melakukan diharapkan keluarga dapat TUK I Mengenal penyuluhan keluarga dapat mengetahui - masalah penyakit yang Respon verbal kesehatan diderita oleh Tn. a. Menyebu P tkan pengertian Keluarga dapat - menyebutkan 1. Pengertian verbal leaflet pengertian gejala yang timbul 2. Menyebutkan asma 4 dari 6 penyebab Menyebu a. Faktor Genetik b. Faktor Kondisi tkan - asma Lingkungan d. Faktor Kondisi Respon verbal - berlebihan c. Menyebu tkan tanda dan gejala asma asma Jelaskan pada leaflet tentang Medis e. Stress f. Olahraga yang 3. keluarga dengan keluarga dengan Saluran Nafas c. Faktor penyebab asma Jelaskan pada leaflet penyebab asma b. tentang asma Jelaskan pada keluarga dengan asma dan kumpulan Respon Ucapkan Menyebutkan - pencegahan asma Jelaskan dan demontrasikan pada keluarga teknik napas dalam Demontrasika 3 dari 5 tanda dan n tentang obat gejala alami untuk a. Batuk meredakan asma b. Menangis atau ketawa Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Keperawatan Kriteria Evaluasi Standar keras Respon c. Sesak napas verbal d. Sulit untuk bericara e. Sianosis kulit tampak d. kebiruan Mengeta 4. hui dan dapat mempraktik an teknik Respon verbal keluarga dapat dan motorik mengetahui dan mempraktekam teknik napas napas dalam Respon TUK II Merawat Tn. P dan verbal dalam dan motorik anggota keluarga yang sakit a. b. Keluarga dapat Memberi memberikan pengobatan pengobatan pada yang tepat Tn. P secara tepat dan aman dan aman Keluarga dapat Menjaga aktivitas dan kesehatan mengontrol aktivitas dan kesehatan Tn. P agar tidak kambuh asmanya. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Intervensi Dx. Keperawatan Tangga Tujuan Khusus Ketidakmampu Setelah dilakukan an keluarga merawat kunjungan rumah selama 1x60menit keluarga anggota kelurga dapat TUK I yang sakit Mengenal masalah l/ Implementasi Waktu 3-3-16 Pukul WIB - salam dan dapat menyebutkan menjelaskan kegiatan tanda dan gejala hari ini akan asma a. Batuk b. Menangis asma Menjelaskan pada atau ketawa keras keluarga dengan c. Sesak napas leaflet pengertian - d. Sulit untuk asma Menjelaskan pada bericara e. Sianosis keluarga dengan dapat mempraktikan teknik napas dalam S Keluarga dan Tn. P penyuluhan tentang penyebab asma c. Menyebutkan tanda dan gejala asma d. Mengetahui dan Evaluasi melakukan kesehatan a. Menyebutkan pengertian asma b. Menyebutkan Mengucapkan Paraf - kulit leaflet penyebab asma Menjelaskan pada tampak keluarga dengan TUK II Merawat anggota keluarga yang sakit a. Memberi leaflet tentang - mendemontrasikan pengobatan yang tepat dan aman b. Menjaga aktivitas dan kesehatan pencegahan asma Menjelaskan dan pada keluarga teknik - napas dalam Mendemontrasika n tentang obat alami untuk meredakan asma kebiruan O Keluarga dan Tn. P tampak memperhatikan saat diberikan penyuluhan dan mendemontrasikan teknik napas dalam dan pembuatan obat alami untuk asma A Keluarga dan Tn. S telah mengerti penyakit tanda dan gejala, penyebab, dan pencegahan Dx. Keperawatan Tangga Tujuan Khusus l/ Implementasi Paraf Evaluasi Waktu pennyakit asma P Anjurkan kepada keluarga untuk memeriksakan kesehatan secara rutin ke Puskesmas -Anjurkan kepada Tn. P untuk beristirahat yang cukup -Anjurkan kepada keluarga dalam memberikan obat sesuai resep. Asma bronkial bronkial merupakan penyakit kronis yang umum di seluruh dunia dan merupakan penyebab umum rawat inap untuk anak-anak. Hal ini membutuhkan penangan yang tepat baik secara medis dan pemberian asuhan keperawatan. Pada tulisan ini Repro Note akan merangkum mengenai konsep medik dan askep asma bronkial dengan pendekatan Sdki Slki dan Medik dan Askep Asma BronkialPendahuluanPatofisiologi asma bronkial sangat kompleks dan melibatkan inflamasi saluran napas, obstruksi aliran udara intermiten, dan hiperresponsif bronkus. Mekanisme inflamasi padabisa akut, subakut, atau kronis. Adanya edema saluran napas dan sekresi mukus juga berkontribusi terhadap obstruksi aliran udara dan reaktivitas berbagai tingkat infiltrasi sel mononuklear dan eosinofil, hipersekresi mukus, deskuamasi epitel, hiperplasia otot polos, dan remodeling saluran saluran napas atau hiperreaktivitas bronkus pada asma bronkial adalah respons berlebihan terhadap berbagai rangsangan eksogen dan yang terlibat antara stimulasi langsung otot polos saluran napas dan stimulasi tidak langsung oleh zat aktif farmakologis dari sel-sel yang mensekresi mediator seperti sel mast atau neuron sensorik nonmyelinated. Derajat hiperresponsivitas saluran napas umumnya berkorelasi dengan keparahan klinis asma fisik bervariasi menurut tingkat keparahan asma bronkial dan ada tidaknya episode episode akut serta tingkat keparahannya. Tingkat keparahan diklasifikasikan menjadi intermiten, persisten ringan, persisten sedang, atau persisten berat. Pasien dari berbagai tingkat keparahan mungkin mengalami eksaserbasi ringan, sedang, atau Bronkial adalah penyakit inflamasi kronis pada saluran pernafasan yang menyebakan peningkatan sensitifitas saluran pernafasan, pembengkakan mukosa, dan produksi sensitifitas ini menyebakan serangan akan berulang jika terpapar lagi oleh zat yang menyebabkan alergi tersebut. Pasien bisa menglami episode bebas gejala, kemudian muncul serangan akut yang terjadi dalam hitungan menit, jam, atau hari. Penyakit ini merupakan penyakit kronis yang biasanya mulai muncul pada masa yang mebdasari asma bronkial adalah peradangan saluran nafas yang reversibel dan menyebar sehingga menyebabkan penyempitan saluran nafas. Serangan akan dimulai dengan aktifnya sel mast, yang kemudian melepaskan bahan kimia yang disebut mediator inflamasi ini akan menyebabkan peningkatan aliran darah, vasokonstriksi, perembesan cairan dari pembuluh darah, dan menyebabkan migrasi sel darah putih ke loksai tersebut. Sehingga pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya bronkokonstriksi yang akan menjadikan bronkus menyempit, sehingga terjadi keterbatasan aliran Beberapa hal yang menjadi penyebab dan mempengaruhi perkembangan asma bronkial antara lain Alergi merupakan faktor predisposisi utama Paparan zat tertentu yang bersifat iritan. Seperti serbuk sari, rumput, bulu binatang, dan atau gangguan emosional juga bisa menjadi pemicu timbulnya serangan Jenis obat-obatan tertentu dapat juga menjadi pemicuOlahraga berlebihan Udara dingin atau penurunan suhu Tanda dan gejalaTanda dan gejala asma bronkial yang timbul mudah dikenali dan memilki ciri khas. Berikut tanda dan gejala yang biasanya muncul pada pasien Batuk Batuk merupakan gejala awal yang sering munculDispnea Munculnya keluhan susah bernafas atau sesak Mengi Adanya bunyi nafas yang muncul akbat pergerakan udara pada saluran yang menyempit. Biasanya muncul saat ekspirasi dan kadang pada saat sering terjadi pada malam hariEkspirasi memanjang dan membutuhkan kontraksi dinding dada. Normalnya ekspirasi atau keluarnya udara saat pernafasan bersifat pasif, artinya tidak membutuhkan kontraksi dinding muncul tanda-tanda sianosis yang merupakan akibat sekunder dari hipoksia atau kekurangan oksigenGejala tambahan seperti diaforesis keringat dingin, takikardi peningkatan denyut nadi, dan pelebaran tekanan asma bronkial akibat olahraga, Gejala maksimal akan muncul setelah berolah raga, kadang pasien mengalami rasa seperti serangan berulang dan parah, bisa mengancam jiwaBisa juga muncul ruam dan edema yang menyertai reaksi alergi. Pencegahan Untuk mencegah timbulnya serangan asma bronkial pada waktu yang akan datang, pasien sebaiknya menjalani tes alergi untuk mengidentifikasi jenis zat yang menjadi pemicu timbulnya seranganalergen.Jika jenis alergennya sudah teridentifikasi, maka pasien harus menghindari kontak dengan zat tersebut agar serangan tidak timbul lagi di hari Komplikasi penyakit asma bronkial meliputi Status asmatikus Terjadinya obstruksi atau sumbatan jalan nafas yang menyebakan terjadinya kekurangan pasokan oksigen ke dalam tubuh HipoksiaKegagalan Pernafasan Jika tidak diobati bisa berkembang menjadi gagal nafasPneumonia Timbulnya peradangan pada organ paru akibat lendir yang mengumpul dan infeksi oleh bakteri. Pemeriksaan Penunjang Untuk menegakan diagnosa asma bronkial, dokter biasanya akan memastikan gejala episodik obstruksi jalan nafas yang riwayat keluarga yang juga menderita asma bronkial. Karena penyakit ini juga bisa diturunkan, dan ada kemungkinan ada anggota keluarga lain yang juga faktor lingkungan seperti perubahan musim, peningkatan jumlah serbuk sari pada musim semi, bulu hewan peliharaan, perubahan iklim, peningkatan debu pada musim panas, dan polusi udara juga bisa menjadi pemicu timbulnya adanya penyakit komorbid yang menyertai seperti Gastroesofagial reflux GERD, asma bronkial akibat obat, dan alergi lainnya. Penatalaksanaan MedikTerapi Farmakologis meliputi Short Acting Beta Adenergik Agonist -> Merupakan obat pilihan untuk gejala akut dan pencegahan asma bronkial akibat olahragaAntikolinergik -> Obat golongan antikolinergik bekerja dengan cara menghambat reseptor kolinergik dan mengurangi tonus otot vagal intrinsik jalan nafasKortikosteroid -> Golongan kortikosteroid merupakan golongan yang paling efektif untuk meredakan gejala yang berupa penyempitan jalan nafas, dan mengurangi variabilitas Peak Flow Aliran PuncakImunomodulator -> Imunomodulator mencegah pengikatan IgE ke reseptor yang memilki afinitas tinggi seperti basofil dan Sel Mast Peak Flow MeterMengukur aliran puncak dilakukan dengan mengukur aliran tertinggi selama ekspirasi paksa. Pemantauan aliran puncak harian juga perlu dilakukan. Pemantauan Peak Flow harian direkomendasikan pada pasien yang memiliki asma bronkial peresisten sedang atau berat, adanya gejala yang memburuk, memiliki respon terhadap paparan lingkungan yang tidak dapat dijelaskan, atau atas pertimbangan tertentu dari dokter yang Keperawatan AskepAsma BronkialAsuhan Keperawatan Askep Asma Bronkial tergantung pada tingkat keparahan dan berat ringannya gejala yang pada asuhan keperawatan asma bronkial antara lain Kaji Tingkat keparahan gejala dan terus pantau status pernafasan pasienKaji Bunyi nafasKaji Aliran puncak pasien peak FlowKaji tingkat saturasi Oksigen melalui oksimeterPantau tanda-tanda vital pasien Diagnosa KeperawatanBerdasarkan data yang dikumpulkan, diagnosa keperawatan yang biasanya muncul pada Asuhan keperawatan Asma Bronkial antara lain Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi mukus dan bronkospasmeGangguan pertukaran gas sehubungan kurangnya jumlah oksigen yang masuk saat inspirasiKecemasan sehubungan ancaman kematian yang dirasakanUntuk mencapai keberhasilan dalam askep asma bronkial, tujuan yang harus di tetapkan antara lainPemeliharaan patensi jalan nafasPengeluaran sekresi bronkusPengurangan kongesti yang ditandai dengan suara nafas jernih, tidak muncul suara pernafasan, dan pertukaran oksigen menyatakan pemahaman tentang penyebab penyakit dan regimen pengobatan yang sedang dijalaniIdentifikasi potensi komplikasi dan bagaimana memulai tindakan pencegahan atau korektif yang sesuai. Intervensi KeperawatanIntervensi asuhan keperawatan asma bronkial meliputi Identifikasi riwayat reaksi alergi terhadap obat-obatan sebelum pemberian obatKaji status pernafasan dengan memantau tingkat keparahan gejala, bunyi nafas, Peak Flow, oksimetri, dan tanda vitalIdentifikasi obat yang pernah dikonsumsi pasien. Berikan obat sesuai resep dan pantau respon pasien terhadap obat tersebut. Demikian jika ada pemberian antibiotik dikarenakan adanya infeksi saluran pernafasan yang mendasarinyaBerikan terapi cairan jika pasien mengalami dehirasi EvaluasiUntuk memastikan efektifitas rencana asuhan keperawatan askep asma bronkial, evaluasi harus dilakukan. Beberapa hal yang harus dievaluasi antara lain Pemeliharaan Patensi jalan nafasHasil Ekspetoran atau pembersihan jalan nafasTidak adanya kongesti ditandai dengan suara nafas yang jernih, pernafasan tanpa suara tambahan, dan pertukaran oksigen meningkatPemahaman verbal tentang penyebab dan regimen manajemen terapiutikTingkah laku yang ditunjukan untuk memperbaiki atau mempertahankan jalan nafas yang bersihUpdate Askep Asma Bronkial SDKI, SLKI dan SIKIDiagnosa, Luaran dan Intervensi1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b/d Respon Alergi Bersihan Jalan Napas Meningkat Efektif MeningkatProduk sputum menurunDispnea dan Wheezing menurun Sianosis dan gelisah menurunFrekuensi napas membaikPola napas membaik Intervensia. Manajemen Jalan napas pola napas frekuensi, kedalaman, dan usaha napasMonitor bunyi napas tambahanMonitor sputum baik jumlah dan warnaPertahankan kepatenan jalan napasPosisikan semi-fowler atau fowlerBerikan minum hangatLakukan fisioterapi dada jika perluBerikan oksigen jika perluAnjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak ada kontraindikasiAjarkan teknik batuk efektifKolaborasi pemberian brinkodilator, ekspektoran, mukolitik jika perlu b. Latihan Batuk Efektif kemampuan batukMonitor adanya retensi sputumMonitor tanda dan gejala infeksi saluran napasAtur posisi semi-fowler atau fowlerPasang perlak serta bengkok di pangkuan pasienBuang sekret pada tempat sputumjelaskan tujuan dan prosedur batuk efektifKolaborasi pemberian mukolitik dan ekspektoran bila perlu2. Gangguan Pertukaran Gas b/d Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi Pertukaran Gas Meningkat dan bunyi napas tambahan menurunPengelihatan kabur dan diaforesis menurunGelisah dan napas cuping hidung menurunPO2 dan PCO2 membaikSianosis dan warna kulit membaikPola napas membaik Intervensi a. Pemantauan Respirasi frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napasMonitor pola napas Monitor kemampuan batuk efektifMonitor adanya produksi sputumMonitor adanya sumbatan jalan napasPalpasi kesimetrisan ekspansi paruAuskultasi bunyi napasMonitor saturasi oksigenMonitor nilai AGDMonitor hasil X-ray toraksAtur Interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasienDokumentasikan hasil pemantauanJelaskan tujuan dan prosedur pemantauanInformasikan hasil pemantauan jika perlub. Terapi OksigenMonitor kecepatan aliran oksigenMonitor posisi alat terapi oksigenMonitor aliran oksigen secara periodik dan pastikan fraksi yang diberikan cukupMonitor efektifitas terapi oksigenmonitor tanda-tanda hipoventilasiMonitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasisMonitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigenMonitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigenBersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakeaPertahankan kepatenan jalan napasTetap berikan oksigen saat pasien ditransportasiAjarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen di rumahKolaborasi penentuan dosis oksigen3. Gangguan ventilasi Spontan b/d Kelelahan otot pernafasan Ventilasi Spontan Meningkat tidal meningkatDispnea menurunPenggunaan ott bantu napas menurunGelisah menurunTakikardi, PO2 dan PCO2 membaikIntervensia. Dukungan Ventilasi adanya kelelahan otot bantu pernapasanIdentifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernapasanMonitor status respirasi dan oksigenisasiPertahankan kepatenan jalan napasBerikan posisi semi-fowler atau fowlerFasilitasi mengubah posisi senyaman mungkinBerikan oksigenasi sesuai kebutuhanGunakan Bag-valve mask jika perluAjarkan melakukan teknik relaksasi napas dalamAjarkan mengubah posisi secara mandiriAjarkan teknik batuk efektifKolaborasi pemberian bronkodilator jika perlu

kumpulan askep keluarga dengan asma